MENELAAH LEBIH LANJUT TENTANG DIKSI SEBAGAI SENI BAHASA
Jumat , 02 Agustus 2023
Resume Ke : 18 (delapan
belas)
Gelombang
: 29
Hari
/ Tanggal : Rabu, 04
Agustus 2023
Tema
: Diksi Sebagai Seni bahasa
Narasumber
: MAYDEARLY
Moderator
:
WIDYA AREMA
Oleh
: Samsul Huda, S.Pd.I
Hari ini pertemuan ke-18 Kelas Belajar Menulis Nusantara (KBMN). Pada kegiatan hari ini dibersamai oleh
moderator yang bernama ibu WIDYA AREMA dan narasumber ibu MAYDEARLY Tema yang
sangat menarik untuk diikuti di angkatan ke 29 ini yaitu “Diksi Sebagai Seni
bahasa”.
BIODATA Narasumber malam ini: Maesaroh, M.Pd Adalah seorang guru di
SMPN 1 Lebakgedong, Kabupaten Lebak, Banten. Ia dilahirkan di Lebak pada
tanggal 26 November 1989.
Pendidikan pertama ditempuh di MI
Al-Hidayah Cinyiru pada tahun 1996, kemudian melanjutkan pendidikan di SMP
Negeri 1 Cipanas. Pendidkan SMA ia tempuh di SMA Negeri 1 Cipanas, dan lulus
pada tahun 2008. Setelah itu, ia melanjutkan Pendidikn S-1 di STKIP Setiabudhi
Rangkasbitung Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Program Studi Pendidikan
Bahasa Inggris, lulus dengan memperoleh gelar sarjana pada tahun 2013.
Kemudian kembali melanjutkan Pendidiikan Magister di Universitas
Indraprasta PGRI Jakarta, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Program Study
Pendidikan Bahasa Inggris pada tahun 2018, dan selesai menempuh gelar Magister
Pendidikan Bahasa Inggris pada tahun 2020.
Rincian Buku yang dibuat Penulis:
1.
10
Buku Antologi
2.
2
Buku Kurator Jejak Pena Pengembara Aksara, dan Kisah Para Pendaki Mimpi
3.
5.
Buku Duo Litersi Digital untuk Abad 21 bersama Prof. Eko Indrajit
4.
6.
Buku Solo Trik Jitu Menjadi Penulis Milenial
5.
7.
Buku Solo Episode 1 Januari 2020 dalam Kenangan
6.
8.
Buku Solo Catatan Inspiratif
Pengalaman Mengajar
1. Guru di SD Kristen Mardi Utomo (2009-2010)
2. Guru di SMPN 2 Lebakgedong (2009 - 2014)
3. Guru di SDN 2 Ciladaeun (2010 - 2012)
4. Guru di SMKN 1 Lebakgedong (2015 - 2017)
5. Guru di SMPN 1 Lebakgedong (2011 - Sekarang)
6. Asisten Dosen di Kampus STKIP Setiabudhi (2010 - 2012)
Pengalaman Narasumber :
1.
Narasumber
Webinar Assesment of Product and Project for US di MGMP Wilbi 3 Kab. Lebak
2.
Teacher
Training and Consultancy di ProNative (Maret 2021)
3.
Narasumber
Kelas Menulis PGRI
4.
Narasumber
Kelas Menulis WIMP MPA
5.
Narasumber
Kelas Guru Motivator Literasi Digital (GMLD)
Pengalaman Organisasi :
1.
Ketua
ELOS di STKIP Setiabudhi (2010 - 2012)
2.
Pengurus
MGMP Bahasa Inggris WILBI 3 di Bidang Pengembangan dan Inovasi (2017- Sekarang)
3.
Pembina
OSIS SMPN 1 Lebakgedong (2017-2021)
4.
Kepala
Pustakawan SMPN 1 Lebakgedong (2021)
5.
Pembina
LKIR SMPN 1 Lebakgedong (2021)
6.
Ketua
Pelatihan Menulis PGRI Gelombang 18 (2021)
7.
Admin
Grup Pelatihan Menulis Gel. 18,19,20,21,22.
8.
Admin
Grup Pelatihan Menulis WIMP MPA Angkatan 1
9.
Admin
Tim Solid Omjay Pelatihan Menulis
10.
Founder
Kelas Menulis Remaja Berkarya (Gelar Tikar/Tinta Karya)
11.
Founder
Kelas Menulis Pucuk Diksi
Motto
dalam hidupnya: "Menulislah untuk
hidup seribu tahun" Perkenalan
dengan narasumber dapat melihat link ini : https://maydearly.blogspot.com/2021/07/biodata.html.
Apa yang terbayang, jika disebut kata diksi. Mampukah
kamu berdiksi. Mari kita simak uraian berikut ini. Diksi adalah bagian dari
seni sebuah bahasa. Diksi adalah pelengkap suatu sastra. Sebuah karya akan
bernilai epic apabila ia menyadur diksi yang menarik. Diksi bukanlah gaya
bahasa, tetapi sebuah padanan kata yang bertujuan untuk memberi kesan menarik
hingga mampu memikat hati pembaca. William Shakespeare dikenal sebagai
sastrawan yang sangat piawai dalam menyajikan diksi melalui naskah drama. Ia
menjadi mahaguru bagi siapa saja yang berminat menuliskan romantisme dipadu
tragedi. Diksi Shakespeare relevan untuk menulis karya yang bersifat realita
maupun metafora. Gaya penyajiannya sangat komunikatif, tak lekang digilas
zaman.
Diksi – akar katanya dari bahasa Latin: dictionem.
Kemudian diserap ke dalam bahasa Inggris menjadi diction Kata kerja ini
berarti: pilihan kata. Maksudnya, pilihan kata untuk menuliskan sesuatu secara
ekspresif. Sehingga tulisan tersebut memiliki ruh dan karakter kuat, mampu
menggetarkan atau mempermainkan pembacanya.
Dalam sejarah bahasa, Aristoteles – filsuf dan ilmuwan
Yunani inilah yang memperkenalkan diksi sebagai sarana menulis indah dan
berbobot. Gagasannya itu ia sebut diksi puitis yang ia tulis dalam Poetics –
salah satu karyanya. Seseorang akan mampu menulis indah, khususnya puisi, harus
memiliki kekayaan yang melimpah: diksi puitis. Gagasan Aristoteles dikembangkan
fungsinya, bahwa diksi tidak hanya diperlukan bagi penyair menulis puisi, tapi
juga bagi para sastrawan yang menulis prosa dengan berbagai genre-nya.
William Shakespeare dikenal sebagai sastrawan yang
sangat piawai dalam menyajikan diksi melalui naskah drama. Ia menjadi mahaguru
bagi siapa saja yang berminat menuliskan romantisme dipadu tragedi. Diksi
Shakespeare relevan untuk menulis karya yang bersifat realita maupun metafora.
Gaya penyajiannya sangat komunikatif, tak lekang digilas zaman.
Diksi adalah bagian dari seni sebuah bahasa. Diksi
adalah pelengkap suatu sastra. Diksi bukanlah gaya bahasa, tetapi sebuah
padanan kata yang bertujuan untuk memberi kesan menarik hingga mampu memikat
hati pembaca.
Cara mudah menulis kalimat dengan diksi yang bagus yaitu dengan langkah-langkah:
1.
Sense of
Touch adalah menulis dengan melibatkan indera peraba. indra peraba dapat
digunakan untuk memperinci dengan apik tekstur permukaan benda, atau apapun.
Penggunaan indra peraba ini sangat cocok untuk menggambarkan detail suatu
permukaan, gesekan, tentang apa yang kita rasakan pada kulit. Aplikasi indra
peraba ini juga sangat tepat digunakan untuk menggambarkan sesuatu yang tidak
terlihat, seperti angin misalnya. Atau, cocok juga diterapkan untuk sesuatu
yang kita rasakan dengan menyentuhnya, atau tidak dengan menyentuhnya.
Contohnya: Pada pori-pori angin yang dingin, aku pernah mengeja rindu yang
datang tanpa permisi
2.
Sense of
Smell adalah menulis dengan melibatkan indra penciuman hal ini akan membuat
tulisan kita lebih beraroma. Tehnik ini akan lebih dahsyat jika dipadukan
dengan indra penglihatan.Contoh: Di kepalaku wajahmu masih menjadi prasasti,
dan aroma badanmu selalu ku gantungkan dilangit harapan
3.
Sense of Taste adalah menulis dengan
melibatkan indra perasa. Merasakan setiap energi yang ada di sekitar kita.
Penggunaan indra perasa sangat ampuh untuk menggambarkan rasa suatu makanan,
atau sesuatu yg tercecap di lidah.
Contoh: Remah-remah
kata terucap semanis karamel, Arsenik bual manja layaknya cuka apel. Meski diam
terbungkam tetap asam dan asin bak menelan Botulinum Toxin
4.
Sense of
Sight adalah menulis dengan melibatkan indra penglihatan memiliki Prinsip
“show, don’t tell". Selalu ingat, dalam menulis, cobalah menunjukkan
kepada pembaca (dan tidak sekadar menceritakan semata). Buatlah pembaca
seolah-olah bisa “melihat” apa yang tengah kita ceritakan. Buat mereka seolah
bisa menonton dan membayangkannya.
Prinsip utama dan manjur dalam hal ini adalah DETAIL. Tulislah apa
warnanya, bagaimana bentuknya, ukurannya, umurnya, kondisinya.
Contoh: Derit
daun pintu mencekik udara di tengah keheningan, membuatku tersadar jika kamu
pernah kutinggali sebagai pijar luka yang menganga
5.
Sense of
hearing adalah menulis dengan melibatkan energi yang kita dengar. Begitu banyak
suara di sekitar kita. Belajarlah untuk menangkapnya. Bagaimana? Dengarlah,
lalu tuliskan. Mungkin, inilah sebab mengapa banyak penulis sukses yang kadang
menanti hening untuk menulis. Bisa jadi mereka ingin menyimak suara-suara.
Sebuah tulisan yang ditulis dengan indra pendengaran akan terasa lebih
berbunyi, lebih bersuara. Selain itu, penulis juga bisa berkreasi dengan
membuat hal-hal yang biasanya tak terdengar menjadi terdengar. Contoh: Aku
padamu seperti angin yang berlalu begitu saja, kini yang kupunya hanya melupa
atas lara dari sajak jingga yang cedera
Menulislah
dengan melibatkan ke 5 panca indra, tantangan dari narasumber kepada peserta malam ini dalam waktu 10 menit
diantaranya:
1.
Ratna
: “Langit terlihat mendung, namun hujan
masih enggan untuk sudi turun menyirami bumi. Padahal saya yakin penghuni bumi
berharap hujan yang turun akan mampu menyapu debu yang telah sekian lama
menutupi permukaan bumi.”
2.
Sholeh : “Di
malam bersama dinginya angin, Kunanti sejak terbenamnya matahari, Pertemuan
ke-18 KBMN PGRI 29, Di temani cahaya rembulan malam.
3.
Darti :Ku
teguk segelas manisnya madu ditengah riuh reda dan hiruk pikuk nya dunia maya.
4.
Kamila: Terlukis
beban dalam realita yang tak kunjung padam, Kejenuhan mulai nampak di permukaan, Namun tak mampu melawan
keadaan,Hanya diam di sepanjang malam, Sambil menahan sakit yang teramat dalam,
Curahan hati seorang insan, Yang terbelenggu dalam ikatan pekerjaan, Entah
sampai kapan insan tersebut bertahan, Mengingat waktu terus berjalan
5.
Fanni : , Rindu
ini selalu tersimpan untukmu, Selalu Petikan dawai gitar tetangga sebelah rumah,
Senandungkan lagu lama tentang kau dan aku, Berteman desir angin yang menyapu
bulu Roma, ku gerakan jari jemariku membuka tiap lembar materi dari sang
penuntun tuk raih diksi yang sudah lama ku nanti, Hari ini hujan turun dengan
derasnya, membasahi hati yang merana, menyiram luka . Kulihat awan mendung
bergayut sendu, menambah rasa sepi sendiri. Kutelan duka lara pahit terasa,
namun terselip sedikit asa , masa depan tetap akan bersinar cemerlang, dan mendung
hitam berangsur sirna, jangan kau pergi
terlalu jauh, wahai pemilik qolbu, tetaplah disini disisi yang selalu menanti, menanti
untuk selalu ditemani, Nabastala terlihat cerah, Sunyi senyap tanpa irama, Menandakan
malam telah tiba, Kini saatnya selimut menutupi, Di kala waktu istirahat tiba.
Pada sesi penutupan MAYDEARLY mengungkapkan apakah
engkau tahu? Seorang penulis sejati adalah apabila ia sedang semangat atau sedang
tidak semangat ia akan tetap tersenum dan selalu bisa mengeluarkan ide-ide yang
baik. Masya allah sangat luar biasa menginspirari materi malam ini terimakasih
tim solid am jay khususnya ibu WIDYA AREMA dan narasumber
ibu MAYDEARLY Jazakumullohu ahsanal Jaza’.
.

Sip 👍
ReplyDeleteSemangaat
ReplyDelete